Minggu, 30 November 2008

Dokumentasi Korban Kecelakaan

Saya benar-benar merasa terenyak melihat banyak video n foto korban kecelakaan lalu lintas. Umumnya yang masuk dokumentasi seperti itu adalah korban meninggal dengan kondisi yang relatif mengenaskan. Beberapa hari lalu saya tak sengaja menemukan video seperti itu di komputer tetangga saya. Korban terpotong tubuhnya jadi dua dan organ dalamnya berceceran di jalan. Meski tak terlalu jelas, sudah cukup memberikn kengerian sekaligus kemuakkan terhadap hal seperti itu.

Hal yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, pantaskah mengekspose kejadian seperti itu???

Dilihat dari perspektif kebebasan berkomunikasi, hal ini memang dibenarkan. Namun, dari sisi psikologi akan sangat berpengaruh pada yang melihat. Apalagi dalam waktu lama dan intensitas yang cukup sering. Ini sama seperti menyuguhkan media sadisme terhadap masyarakat. Penggambaran detail korban hanya akan menyebabkan perasaan tak nyaman.

Mungkin yang dimaksudkan pembuat dokumentasi visual tersebut adalah memberi peringatan kepada masyarakat akan akibat kecelakaan lalu lintas. Namun, cara ekstrem seperti ini hanya akan menimbulkan trauma pada masyarakat yang akan menghambat daya kreasi dan pemikiran jernih tentang menemukan esensi berkendara dengan aman. Penggambaran seperti ini hanya akan menambah penyakit mental masyarakat. Parahnya, kepolisian juga melakukan pendekatan yang sama: SADISME.

Masyarakat tentu sudah paham tentang apa itu kematian. Sehingga yang perlu dilakukan untuk membuat masyarakat menjadi pengguna jalan yang baik adalah usaha menyeluruh dan tidak setengah-setengah dari semua pihak. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pun kepolisian. Perlu adanya koordinasi yang jelas dan komitmen yang tegas dari semua elemen transportasi. Ini demi keselamatan bersama.

Tidak ada komentar: